Sabtu, 22 November 2008

Warisan





Kedatangan Rafilus ke Kutaraitaji hanya karena, Bagindo Tahar sang ayah yang sedang sakit. Pemuda Minang yang kini sudah berhasil dalam penghidupannya di Jakarta bersama adik-adiknya, bermaksud membawa ayahnya berobat ke Jakarta. Dengan maksud itu, ia sengaja datang sendiri menjemput ayahnya.
Namun, sanak saudara di Kuraitaji memandang kedatangan Rafilus dalam kaitannya dengan harta kekayaan Bagindo Tahar. Ayah Rafilus dalam kaitannya dengan harta kekayaan Bagindo Tahar. Ayah Rafilus di daerah itu memang dikenal sebagai bangsawan kaya yang dihormati dan disegani. Maka, wajar bila sanak saudaranya mulai merebut dan membincang soal harta warisan mengingat kondisinya yang sudah parah. Dapat dipahami pula jika kedatangan Rafilus dihubungkan dengan soal harta warisan ayahnya. Anggapan itu tak hanya datang dari Murni, ibu tirinya, tetapi juga datang dari Sri Baniar, adik perempuan Bagindo Taharyang bersuamikan Teungku Salim, anak Sri Baniar dari suami pertama, Sidi Badarudin dan istrinya Asnah. Rafilus tidak mau peduli dengan semua anggapan itu. Yang penting baginya, ayahnya dapat berobat ke Jakarta.
Ternyata ayah Rafilus tidak dapat begitu saja meninggalkan Siti Baniar dan Sidi Badarudin yang juga sedang sakit parah. Itulah yang memberatkan Bagindo Tahar, mengingat keduanya termasuk generasi terakhir menurut garis matrilineal, sebagaimana berlaku dalam sistem kekerabatan di Minangkabau.
Sungguhpun ajakan Rafilus ditolak ayahnya, ia masih akan mencoba membujuknya sekali lagi pada saat yang tepat. Namun, sementara itu ia makin merasakan betapa tidak sedikit sanak keluarga, kerabat, maupun yang tiba-tiba mengaku kerabatnya benar-benar menginginkan harta warisan ayahnya. Perempuan muda, janda kesepian dan menggairahkan, semuanya mau membujuk, hendak mau mendapatkan keuntungan dari kematian keluarga Bagindo Tahar. Semuanya menjengkelkan Rafilus.
Suatu hari, beberapa saat setelah kedatangan Tun Rudin, seorang dukun terkenal di Kutairaji. Penyakit Siti Baniar dan Sidi Badarudin kambuh. Siti Baniar meraung-raung. Seluruh tubuhnya merah seperti udang dibakar. Keadaan Siti Badarudin sendiri tidak lebih baik. Menjelang malam ia meninggal dunia. Istrinya, Asnah pada saat itu entah berada dimana.
Esoknya upacara pemakaman dilaksanakan. Sempat terjadi silang pendapat perihal tempat dimakamkan. Bagindo Tahar memutuskan agar kemenakannya dimakamkan di depan rumahnya. Asnah bersama Tuan Rudi dan Salim berusaha memfitnah Murni dengan menyebar kabar bahwa penyebab kematian Sidi Badarudin adalah karena diracuni oleh Murni. Namun, sebelum semua itu terjadi, Rafilus segera memberi tahu Bagindo Tahar. Orang tua itu mendesak Asnah agar membuang racun yang dibawanya. Akibatnya rencana Asnah berbalik pada dirinya sendiri.
Sementara itu, Rakena yang masih kerabat Bagindo Tahar, datang menjemput Rafilus untuk menjadi suami anaknya, Arneti. Sejalan dengan itu, hubungan Rafilus dengan janda bernama Maimunah, makin intim. Rencana pernikahan Rafilus dan Arneti tetap dipersiapkan tanpa mengganggu hubungan Rafilus dengan Maimunah.
Sebelum perkawinan dilakasanakan, Siti Baniar meninggal. Perkawinan ditunda. Terpaksa menunggu beberapa hari. Selain itu, suami Siti Baniar ternyata suami Siti Baniar ternyata sudah kawin lagi dengan Upik Denok saat menjelang kematian istrinya.
Perkawinan Rafilus dan Arneti jadi juga dilaksanakan. Namun, malam pengantin tidak sempat terjadi, karena Rafilus pergi ke rumah ayahnya bersama janda bernama Farida. Malam-malam berikutnya Rafilus tetap tinggal di rumah ayahnya sampai ayahnya itu meninggal. Namun Bagindo Tahar sempat membuat surat warisan yang memberi kuasa sepenuhnya pada Rafilus untuk membagi harta warisannya.
Lain dengan kematiandua orang kemenakannya, kematian Bagindo Tahar mendapat perhatian dari sgenap lapisan masyarakat Kuraitaji. Arneti datang melayat, namun sama sekali tidak menyinggung soal mengapa suaminya tak datang ke rumah. Rafilus yang tahu tabiat istrinya lebih mencurahkan pada pemakaman ayahnya.
Pada upacara peringatan 40 hari kematian Bagindo Tahar, Rafilus sengaja hendak membereskan soal warisan dihadapan sanak keluarganya. Tak ada yang memprotes tindakan Rafilus. Rafilus sendiri tidak memperoleh apa-apa dari harta warisan itu. Ia hanya bertindak sebagai orang yang membereskan pembagian warisan.
Ternyata hampir seluruh haryta kekayaan Bagindo Tahar telah digadaikan. Mengingat Bagindo Tahar banyak meninggalkan banyak hutang , maka seluruh sanak keluarganya hanya akan mendapat harta warisan apabila mampu dan mau melunasi segala hutang Bagindo Tahar. Setelah dihitung ternyata jumlah hutangnya sama dengan jumlah warisan yang ditinggalakan bangsawan itu. Akibatnya, tak ada seorangpun yang berniat memperoleh harta warisan itu.
Setelah selesai dengan urusan pembagian harta warisan itu, Rafilus kembali ke Jakarta. Namun, kurang tiga bulan kemudian ia kembali ke Kuraitaji untuk menjemput Maimunah yang telah mengandung anak Rafilus. Janda itu kemudian diboyongnya ke Jakarta untuk dijadikan istrinya. Sedangkan Arneti telah diceraikan jauh-jauh sebelumnya.

Pengarang : Chairul Harun
Penerbit : Pustaka Jaya
Tahun : 1979
Pesan moral yang dapat diambil : Janganlah berprasangka buruk terhadap orang yang akan berbuat baik.

0 komentar: