Jumat, 03 Juni 2011

AKU TIDAK MAU HIDUPKU SPERTI SELAI KACANG !

Seperti yang sudah-sudah dan berlangsung terus menerus membosankan. Rasa-rasanya seperti tidak ada keterjadian yang menarik, something special, sesuatu yang berbeda.

Aku mencari-cari cemistri hidupku dengan tujuanku. Nothing. I did anything but I got nothing. Why?

Apa yang membuatku bahagia? Aku kenali lagi prosesnya, lalu bertanya ‘Who Am I?’ SIAPA AKU?

Aku bukanlah orang yang pandai, aku tidak cerdas, aku juga tidak hebat. Lalu siapa aku?


Ternyata aku seperti selai kacang. Aku mengingkan hal yang berbeda tapi aku selalu melakukan segala sesuatunya sama secara berulang-ulang.

Dengarlah cerita ini dan aku benar-benar tidak ingin menjadi selai kacang…

Dikisahkan ada dua orang mahasiswa yang memiliki kebiasaan setiap makan siang selalu membawa bekal sendiri-sendiri. Suatu hari dua mahasiswa tadi terlibat dalam percakapan. Salah satu diantara mereka mengeluh, ”uh, lagi-lagi roti dengan selai kacang.”

”Kalau kau bosan, besok kau minta saja ibumu mengganti dengan selai strawberry, atau selai nanas,” saran temannya dengan ringan.

”Tidak bisa,” katanya dengan menggeleng kuat-kuat.

Esok siangnya saat di kantin, lagi-lagi ia mengeluh, ”selai kacang lagi.”

Temannya hanya menghela nafas. ”Kau belum menyuruh ibumu untuk mengganti menu makan siangmu, ya?”

”Tidak bisa.”

Temannya mengernyit dahi, ”kenapa?”

”Karena yang menyiapkan bekalnya bukan ibuku.”

”Kalau begitu suruh nenekmu mengganti menu bekalmu,” katanya dengan tidak sabar.

Hari ketiga di waktu yang sama, yaitu ketika jam makan siang, mereka sama-sama membuka bekal masing-masing.

”Selai kacang lagi.”

”Ya, ampyun…kamu belum bilang nenekmu untuk mengganti menu bekalmu?”


”Tidak bisa.” Lagi-lagi dia ngotot.

”Kenapa tidak bisa?” kali ini temannya itu benar-benar habis kesabarannya. ”Kalau begitu saya kasih uang dan besok suruh ibu atau nenekmu mengganti menu makan siangmu, ok?”

”Tidak bisa.”

”Iya, tapi kenapa?” katanya dengan setengah naik pitam.

”Karena yang menyiapkan bekal aku sendiri.”

Begitulah terkadang aku menginginkan sesuatu yang berbeda dalam hidupku tapi aku melakukan hal yang sama secara terus menerus.
Bukan orang lain yang menata bekal hidupku, tapi aku sendiri. Dan aku mengeluh akan bekal makanan yang selalu sama padahal yang seharusnya aku lakukan cukup sepele. Ganti menu makan siangnya. Tapi aku ngotot, tidak bisa. Pokoknya tidak bisa. Hahahaaa…Bodoh banget

Kata eyang Einstein, hanya orang bodoh yang menuntut mendapat jawaban yang berbeda tapi dia melakukan hal yang sama berulang-ulang.

Pokonya aku tidak mau hidupku seperti selai kacang, besok aku mau ganti selai nanas, pasta karamel, pasta coklat, atau mungkin selai sawi :D


Hosted on Photoserver.ws

0 komentar: