Sabtu, 15 Februari 2014

sebuah cerita

tentang perempuan yang hanya ingin selalu ada komunikasi dengan pacarnya. Apakah itu suatu tuntutan bagi para laki-laki? Bagi perempuan, itu merupakan hal yang sewajarnya dilakukan oleh sepasang kekasih. Perempuan tidak menginginkan bertemu setiap saat melainkan hanya sekedar percakapan yang merefleksikan bahwa pasangannya juga menginginkannya. Mungkin rasa kecewa timbul karena pada saat ini si perempuan sedang membutuhkan sosok laki-laki yang menyemangatinya saat kesulitannya. Ia mungkin hanya ingin si laki-laki ada di saat ia butuh sebagaimana si perempuan ada di saat si laki-laki membutuhkannya. Apakah ini dikatakan pamrih menurut kalian para laki-laki? Apakah bisa dikatakan takdir semua perempuan seperti ini? Aku bahkan merasakannya lebih sulit dari ini. Aku dihadapkan pada situasi bertubi-tubi tepat saat minggu ujianku, waktu di saat aku benar-benar butuh kamu. Andai kamu tahu… Apa perempuan memang ditakdirkan untuk menunggu? Sepertinya, perempuan tidak layak menunggu sedemikian rupa jika laki-laki tersebut benar menghargai arti sebuah komitmen.

1 komentar:

fadhil mengatakan...

Isss bohong banget sih tulisan ini, orang gaweannya makan ama tidur tula minggu ujian, mana mugkin nak sempet menggalau lagi, weeekkkzzx