“untuk AYAH tercinta”
Sedalam laut, seluas langit
cinta selalu tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat dan rindunya
untukku
Waktu memang tak akrab
denganku dan ayah
tapi di dalam buku gambarku
tak pernah ada duka atau badai
hanya sederet sketsa
tentang aku, ayah dan tawa
yang selalu bersama
PUTUS CINTA… sudah biasa…
PUTUS URAT NADI… mati perlahan
PUTUS REM… matilah kita…
Minggu, 13 Maret 2011
geje banget
Diposting oleh Maya Puspita Sari di 05.25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar